Kamis, 27 Januari 2011

Arema dan LPI - Yang Dikorbankan Jika Arema Ikut LPI

http://www.wearemania.net/aremania-voice/faq-arema-dan-lpi-yang-dikorbankan-jika-arema-ikut-lpi-bagian-5.aspx?Itemid=104

Di pembahasan 2 dan 3  sebelumnya Anda sudah menyimak tentang "kelemahan" ISL dari segi bisnis. Memang tidak detail dan hanya membahas beberapa segment saja. Di pembahasan 1 dan 4  kita sudah melihat garis besar anggaran dan belanja Arema beserta flashback "hubungan" Arema dan LPI. Meski bisa dibilang posisi Arema-Aremania saat ini bukanlah sebagai kontraLPI, tapi Arema dan Aremania respek terhadap keberadaan LPI. Hanya untuk saat ini Arema dan LPI belumlah "berjodoh".

LPI yang dimotori pengusaha Arifin Panigoro secara konseptual sangat bagus, karena mendorong kemandirian klub dalam hal pendanaan,selain juga berefek sebagai ajang pembinaan pemain . Lepas dari dana APBD menjadi isu sentralnya. Konsep LPI merujuk pada kompetisi sepakbola eropa, seperti English Premier League, La Liga Espana, Serie A Italia, dsb yang sudah dikelola secara profesional, dimana kemudian sepakbola sudah menjadi industri. Konsep ini bagus dibandingkan dengan konsep ISL yang tercantum dalam Manual K liga dan mendorong klub untuk profesional dengan point-point utama yang meliputi infrastruktur, legalitas, administrasi & personel, legalitas dan dana yang tidak seluruh klub ISL mampu memenuhinya. Pendeknya LPI menawarkan perubahan atas sistem kompetisi liga sepakbola Indonesia.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_26_Arema_dan_LPI_2.JPG

Memilih ISL atau LPI bukan Karena Dukung-Mendukung

Mengenai bagusnya konsep LPI itu memang membuat beberapa klub tertarik untuk mengikutinya. 15 Klub baru berdiri ditambah dengan 3 klub cabutan dari ISL serta 1 klub "sempalan" dari Divisi Utama. Tapi apakah konsep ini baik dan wajib untuk diikuti Arema? Belum tentu. Setidaknya untuk musim kompetisi ini.

Seorang nawak pernah berujar kepadaku, posisi Arema bagai makan buah simalakama. Ikut ISL maka harus rela jika pendanaan tim seret (pembahasan 1 dan 4) namun legalitas Arema sebagai klub profesional ditambah keikutsertaan di LCA  (Liga Champions Asia) terjamin, namun ikut LPI pendanaan tim akan mengalir, persekot 1,5Miliar akan diganti dengan modal usaha 15-20 Miliar pertahun (kabarnya sudah disiapkan dana untuk 2 musim pertama) namun jatah keikutsertaan Arema di LCA hilang ditambah lisensi klub profesional Arema terancam dibekukan, degradasi ke Divisi dibawahnya, dan seabreg hukuman lain.

Efek punishment yang diberikan oleh PSSI selaku regulator liga yang diakui FIFA pasti ada, namun adakah hal-hal lainnya? Ada dan banyak yang harus dikorbankan Arema jika mengikuti LPI untuk musim ini. Selama ini cukup banyak point-point positif yang dijabarkan oleh media massa agar Arema mengikuti LPI, namun hanya sedikit yang dikupas dalam bentuk review penyeimbangnya jika sebuah klub ISL/Divisi Utama hendak "berontak" dan menyeberang ke LPI. Akan saya bahas beberapa yang sekiranya belum dipublish oleh media massa lain baik dalam bentuk berita, opini maupun essay. Sebagai penyeimbang tentunya.

A. LCA (Liga Champion Asia) dan Untung Ruginya

Bicara keikutsertaan klub-klub Indonesia di LCA 10 tahun belakangan memang banyak cerita sedihnya. Nyaris klub-klub di Indonesia hampir pernah merasakan pembantaian ketika bertanding di kandang lawan. Persik Kediri pernah merasakan pahitnya digulung Seongnam Ilhwa Chunma di LCA 2004, musim lalu Persipura "dihabisi" Changcun Yatai dengan skor 9-0. Nasib paling baik dialami PSM Makassar yang sempat melaju ke babak 8 besar di Makassar meski hasilnya terjerumus ke juru kunci dan sempat kalah telak melawan Suwon Bluewings dengan skor 1-8 di LCA 2001. Suwon Bluewings akhirnya menjadi juara di musim itu setelah mengalahkan Jubilo Iwata dengan skor 1-0 dari torehan gol Sandro Cardozo di Suwon World Cup Stadium. 1 dari 11 pemain starting eleven Suwon Bluewings yang mengalahkan PSM di babak 8 besar akhirnya menjadi pelatih Tim Nasional Korea Selatan, Seo Jung Won.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_26_Arema_dan_LPI_5

Partai Kelas Dunia Eman Kalau Gak Ada Di Kota Malang

OK kita tinggalkan kisah pahit klub-klub di Indonesia ketika berlaga di Liga Champions Asia, rasanya tidak adil jika kita hanya mendalami sesuatu yang pahit tanpa mengetahui kisah manisnya, dan sebaliknya pula.

Berlaga di LCA klub tidak akan merugi, apa sebabnya? Tentu ini bukan sekedar lelucon bernada optimistis. Sebaliknya ada beberapa hal yang rasanya jarang dipublish oleh media-media lainnya. Bagi saya sendiri ikut LCA adalah reward bagi Arema, apa sebabnya?

a. Anggaran dan Belanja Tim
Di Liga Champions Asia, tim-tim yang bertanding otomatis akan mendapatkan dana sebesar USD 90.000 sebagai subsidi yang akan diberikan setelah melewati pertandingan penyisihan. Arema juga akan mendapatkan pemasukan berupa prize money sebesar USD 40.000 jika berhasil memenangkan pertandingan di penyisihan grup, seri sebesar USD 20.000 serta USD 0 jika tim mengalami kekalahan. Tidak cukup itu saja, Arema FC juga akan mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan, sponsorship (Aboard, sponsor jersey) maupun hak siar TV. Namun Abriadi, selaku pelaksana harian belum mengemukakan berapa yang akan diterima Arema dari hak siar televisi. Namun jika menilik hak siar TV untuk LCA yang dikuasai salah satu anak perusahaan dari MNC Group kabarnya uang yang diterima klub lebih tinggi daripada yang diberikan oleh salah satu stasiun TV untuk tayangan ISL.

Untuk menghitung perkiraan anggaran PT Arema Indonesia untuk mengikuti LCA 2011 kita dapat menghitungnya secara garis besar saja dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Harga tiket Arema min. 25.000 rupiah untuk tribun ekonomi, 75.000 rupiah untuk VIP dan 100.000 rupiah untuk VIP. Jumlah tiket yang dicetak berkisar 28.000-30.000 tiket untuk ekonomi, 2000-2500 tiket untuk VIP dan 230 lembar untuk tiket VVIP. Artinya jumlah pemasukan kotor maksimal yang didapat oleh Arema dapat berjumlah 937,7juta rupiah. Tentu jika berbicara realisasinya bisa jadi angka-angka tersebut berlainan dan berbau spekulatif, namun berbicara mengenai target kita bisa mengambil angka-angka kompromis berkisar 60-70% dari penjualan sektor tiket.
2. Arema masih mendapatkan lahan jualan untuk sponsor ABoard. Katakanlah sponsor ABoard yang bisa dijual berjumlah 20 space dengan harga tertinggi (harga untuk partai bigmatch dan siaran langsung minimal 5 juta rupiah untuk tiap ABoard).
3. Nilai kompensasi hak siar yang didapat AremaFC lebih dari yang didapat ketika melakoni partai ISL yaitu berjumlah 25-35juta rupiah setiap pertandingan.
4. Pendapatan dari sektor bisnis lainnya (hangtag, merchandise, dll)
5. Pajak sebesar 10% (Pemerintah Kabupaten Malang telah menurunkan pajak yang dibebankan kepada Panpel Arema sebesar 10% atau turun dari yang sebelumnya 20%)
6. Biaya pertandingan minimum sama dengan partai bigmatch yaitu sekitar 170juta rupiah per pertandingan.
7. Kurs 1USD = 9035 per 26 Januari 2011, ini digunakan untuk menghitung pemasukan yang didapat dari match fee dan bonus kemenangan/seri dari AFC.
8. Asumsi Arema FC akan memperoleh hasil 1 kali menang dan 1 kali seri seperti yang ditujukan ketika Arema FC melakoni laga di LCA 2007.
9. Biaya tour sekitar @15juta rupiah dikalikan 24 orang (18 pemain dan 6 official tim termasuk pelatih) atau sekitar 360juta rupiah untuk satu rombongan. Biaya ini meliputi tiket pesawat PP, akomodasi, catering/makanan, uang saku, dll.
10. Bonus pemain 1-1,5kali lipat dari bonus laga normal atau sekitar 70-105juta rupiah untuk setiap kali pembagian bonus.
11. Belum dihitung pengeluaran berupa adanya denda kartu kuning/kartu merah yang didapatkan oleh pemain Arema jika berlaga di LCA.
12. Biaya pertandingan meliputi biaya keamanan, promosi, portir, pembuatan dan distribusi tiket, dll.
13. Biaya pengeluaran belum mempertimbangkan biaya latihan/TC tim, kepengurusan administrasi/legalisasi ke AFC (pendaftaran, meeting antar manager/perwakilan klub, dll)
14. Biaya tour belum memperhitungkan keperluan keimigrasian bagi rombongan tour yang meliputi pemain dan official tour (paspor, visa, dll)

Dari asumsi-asumsi diatas dan dengan menghilangkan point 3, 4, 11, dan 13 sebagai faktor penjumlah dari anggaran Arema yang belum bisa diperkirakan secara pastinya, maka anggaran dan belanja Arema untuk mengikuti LCA 2011 dapat dihitung sebagai berikut :

Pemasukan
1. Matchfee USD 90.000 = 813,15 juta rupiah
2. Pendapatan tiket (60% tiket terjual) = 1687,86 juta rupiah (562,62 juta rupiah/pertandingan)
3. Aboard = 300juta rupiah
4. Prize money USD 60.000 = 542,1 juta rupiah
------------------------------------------------------------------ +
Total pemasukan = 3343,11juta rupiah atau 3,343Miliar rupiah

Pengeluaran
1. Pajak(10% * Rp 562,62juta * 3) = 168,786juta rupiah
2. Biaya pertandingan(Rp 170juta *3) = 510juta rupiah
3. Biaya tour(Rp 360juta * 3) = 1080 juta rupiah
4. Bonus pemain(1 menang, 1 seri) = 175juta rupiah
5. Akomodasi dan transpor lokal tim tamu dan perangkat pertandingan = 300juta rupiah
-------------------------------------------------------------------------------------------- +
Total pengeluaran = 2233,786 juta rupiah

Maka keuntungan (kerugian) yang didapat Arema ketika mengikuti LCA 2011 adalah 3,34311 Miliar rupiah dikurangi dengan 2,233786 Miliar rupiah menjadi 1,109 Miliar rupiah. Jumlah ini cukup untuk menggaji pemain dan pelatih Arema selama 1 (satu) bulan.

b. Keuntungan immaterril
Diatas kita sudah membahas mengenai keuntungan materiil Arema ketika mengikuti LCA/AFC Champions League. Sebaliknya dibalik keuntungan materiil terdapat juga keuntungan immateriil(non material) yang tidak hanya didapat oleh Arema FC sebagai pihak yang terlibat didalam penyelenggaraan pertandingan Arema FC tapi juga masyarakat umum. Diantaranya :

1. Promosi pariwisata bagi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Nantinya ada ratusan suporter yang akan datang ke Stadion Kanjuruhan untuk mendukung Shandong Luneng, Cerezo Osaka, dan Jeonbuk Motors.
2. Masa yang tepat bagi Aremania selaku suporter Arema untuk go international setelah kiprah terakhir di LCA terjadi pada tahun 2007 lalu. Aremania juga dapat menggunakan LCA sebagai perwujudan eksistensi suporter sekaligus promosi ke belahan dunia lainnya.
3. Sarana promosi bagi PT Arema Indonesia untuk mempromosikan produk berupa merchandise, hangtag resmi, dan sektor lainnya. Berhadapan dengan klub-klub profesional dari liga yang lebih maju juga menambah pengetahuan dan pengalaman tentang memanage klub secara profesional.
4. Bagi klub Arema FC juga dapat menjadikan ajang ini untuk menempa pengalaman bertanding di tingkat internasional khususnya pemain Timnas Arema yang jumlahnya hampir mencapai separuh dari keseluruhan skuad. Jika mampu meraih hasil berupa kemenangan/seri juga dapat menambah ranking klub Arema di tingkat dunia berdasarkan IFFHS atau lembaga-lembaga lainnya.
5. Selain pengelolaan klub, LCA juga sebagai masa yang tepat untuk belajar mengenai pengelolaan infrastruktur berupa stadion berikut lapangan tempat bertandingnya. Calon lawan Arema di LCA 2011 memiliki kualifikasi lebih di dalam penyediaan infrastrukturnya. Jeonbuk Hyundai Motors memiliki Jeounju World Cup Stadium, Cerezo Osaka dengan Nagai Stadium (keduanya dipakai sebagai host event Piala Dunia 2002) dan Shandong Luneng memiliki Shandong Provincial Stadium yang digunakan untuk event Piala Asia 2004. dll.

Selain itu penyelenggaraan LCA juga kerap mendatangkan devisa bagi pihak panitia penyelenggaranya. Ditaksir jika terdapat 100 orang suporter yang datang langsung dari negara lain dan masing-masing rata-rata membelanjakan tidak kurang dari USD 1000 maka akan terserap devisa sebesar USD 100000 atau sekitar 900jutaan rupiah dan tersebar ke berbagai sektor. Bagaimana jika yang datang langsung mencapai 5 hingga 10 kali lipatnya? Jangan lupakan juga bahwa disetiap pertandingan Arema meskipun pertandingan yang bersifat lokal juga mampu menggerakkan sektor ekonomi lokal dengan omzet menyamai atau beberapa kali lipat dari pendapatan home Arema selama satu pertandingan.

B. Klub Arema dengan Pemain Timnasnya

Polemik mengenai tidak diikutsertakannya Irfan Bachdim dalam daftar 25pemain yang lolos seleksi untuk menjalani pemusatan latihan SEA Games dan Kualifikasi untuk Olimpiade London 2012 memanas. Banyak pihak melayangkan prokontranya. Tak terkecuali berbagai media massa yang memblow up polemik yang seakan tidak berujung ini. Tidak hanya media olahraga namun juga media infotainment yang hampir setiap hari membahas gosip dan informasi selebriti lainnya. Terlepas bahwa pemilihan pemain Timnas adalah wewenang Alfred Riedl selaku pelatih.

Tak cukup hanya itu polemik yang melibatkan Irfan Bachdim dengan Timnas U-23 seakan menjadi bumbu penyedap dari konflik perseteruan PSSI dengan LPI. Persema sebagai klub tempat Irfan Bachdim bernaung telah keluar dari ISL 2010/2011 dan mendapat punishment berupa dicoretnya keanggotaan Persema dari PSSI sekaligus kehilangan hak suara dalam Munas 2011 ini.

Jika Persema saja yang memiliki 1 pemain Timnas dan 1 calon pemain Timnas U-23 lainnya(Kim Jeffrey Kurniawan) mendapat hibah berupa konflik seperti ini, pertanyaannya bagaimana dengan Arema yang memiliki beberapa pemain Timnas baik Timnas Senior maupun U-23? Apalagi jika dibandingkan saudara tuanya Persema, Arema lebih memiliki pamor dan tak ayal akan ada polemik yang lebih hebat yang bakal diderita Arema daripada yang didapat oleh Saudara tuanya Persema.

Berikut adalah pemain Timnas yang terdapat di klub Arema FC (data per Desember 2010):
- Kurnia Meiga Hermansyah (Timnas Senior & Timnas U-23)
- Zulkifli Syukur (Timnas Senior)
- Benny Wahyudi (Timnas Senior)
- Johan Ahmad Farizi (Timnas U-23)
- Ahmad Bustomi (Timnas Senior)
- Yongki Aribowo (Timnas Senior & Timnas U-23)
- Dendi Santoso (Timnas U-23)
- Noh Alam Shah (Timnas Singapura)
- M. Ridhuan (Timnas Singapura)

selain itu kurang dari setahun ini terdapat beberapa nama potensial yang sempat mendapatkan nominasi untuk mengikuti seleksi Timnas diantaranya :
- M. Fakhrudin (Timnas Senior)
- Aji Saka (Timnas U-23)
- Sunarto (Timnas U-23)
- Irfan Raditya (Timnas Senior & Timnas U-23)

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_26_Arema_dan_LPI_1.jpg

Zulkifli akan Kehilangan Kesempatan Memperkuat Merah Putih

Dengan banyaknya calon dan pemain Timnas di tubuh Arema, tidak salah jika seandainya Arema FC melirik LPI perlu mempertimbangkan status beberapa pemain Timnas yang terdapat di tubuh Arema. Urusan polemik "mungkin" bisa diredam tapi konflik horisontal yang melibatkan klub, pemain dan Badan Timnas PSSI tidak bisa dihindari. Salah-salah kerugian tidak hanya didapat Arema maupun PSSI itu sendiri tapi juga persepakbolaan Indonesia khususnya. Bagaimanapun potensi Ahmad Bustomi masih menjadi ruh permainan timnas senior Indonesia, Zulkifli yang punya tugas membackup M. Ridwan hingga Kurnia Miega yang tampaknya akan menjadi portiere nomor satu bagi Timnas U-23. Akankah bakat dan skill ini tidak bisa kita menikmati pada Timnas Indonesia jika Arema memilih bergabung bersama LPI?

C. Konflik Kepentingan PSSI dan LPI

Ada seorang nawak yang mengatakan andaikata LPI mengambil "lahan" yang berlainan dengan ISL maka akan menambah sisi positif dari penyelenggaraan LPI disamping sebagai salah satu sarana untuk pembinaan di Indonesia. Beberapa lahan yang bisa diambil LPI dapat berupa U-19, dan U-21. PSSI selaku regulator liga sendiri hanya dapat menyelenggarakan kompetisi U-21 bagi klub-klub yang mengikuti ISL. Jika klub terdegradasi maka berakhir sudah kiprah tim U-21 dan menunggu klub tersebut untuk promosi kembali. Selain itu di Divisi Utama maupun Divisi dibawahnya praktis tidak ada kompetisi diatas kelompok umur U-18.

Kompetisi U-19 dapat disiapkan untuk membentuk tim junior yang akan mengikuti kualifikasi Piala Dunia FIFA U-20. Sedangkan Kompetisi U-21 dapat dipergunakan PSSI untuk menambah bibit dan sumber pemain yang dapat digunakan untuk mengikuti kompetisi U-23 baik SEA Games, Asian Games hingga Kualifikasi Olimpiade. Terkecuali pemain-pemain U-21 yang selepas mengikuti kompetisi U-21 dapat langsung diaplikasikan untuk mengikuti kompetisi yang diperkuat pemain senior, PSSI dan Badan Tim Nasional tidak perlu repot-repot untuk menyiapkan Tim U-20 dalam waktu sekian lama melalui pelatnas maupun TC Jangka Panjang, namun tinggal mencomotnya dari kompetisi U-19 atau beberapa pemain U-21 yang telah memenuhi syarat kualifikasi.

PSSI sendiri lewat Ketua PT Liga Indonesia, Andi Darussalam sendiri telah menginformasikan tidak keberatan jika LPI ingin menyelenggarakan liga untuk level U-21 dan U-19. Namun waktu berkata lain LPI yang dimotori oleh pengusaha kawakan Arifin Panigoro dan memiliki pengalaman ketika menyeponsori kompetisi U-15 dibawah naungan PSSI memilih untuk menyelenggarakan kompetisi sepakbola sekelas Liga Super. Jadinya LPI bakal head to head "melawan" ISL untuk memperebutkan perhatian penikmat bola tanah air.

Baik LPI maupun ISL bergerak di bidang yang sama, dan sama-sama berkutat di kompetisi profesional. Bedanya LPI layaknya bayi yang baru lahir, masih butuh kerja keras untuk membentuknya sebagai "pribadi" yang penuh fairplay dan profesional. Sedangkan yang satunya lagi selayaknya ABG (anak baru gede) yang sedari kecil "nakal" dan sedari kecil sudah diarahkan untuk berbuat fairplay dan profesional. Hanya karena salah asuhan ABG yang satu ini hidupnya penuh ketimpangan sehingga azas fairplay dan profesional tidak pernah menjadi sosok dominan didalam perkembangan ISL.

Suka atau tidak suka LPI memang memberikan warna perubahan bagi ISL untuk berbuat yang lebih baik, namun untuk melakukan revolusi didalam PSSI jauh dari cukup, meski sanggup memberikan tekanan yang berarti kepada kubu Nurdin Halid, dkk. Untuk melakukan perubahan di tubuh PSSI semisal revisi Pedoman Dasar atau Pergantian Ketum PSSI bisa dilakukan lewat Munas(Musyawarah Nasional) yang diselenggarakan 4 tahun sekali. Lain dari itu ke108 pemegang hak suara di PSSI bisa menggunakan jalur Munaslub yang dapat menggunakannya kapan saja.

Konflik yang menyertakan LPI dan PSSI tidak cukup hanya sekedar cakar-cakaran antar kubu saja, yang paling dikorbankan adalah klub (pemain, pelatih, ofisial tim hingga panpel), perangkat pertandingan (wasit dan asistennya) hingga persepakbolaan Indonesia secara umum. Muara dari konflik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan keterpurukan sepakbola Indonesia. PSSI "merasa" benar karena selain berafiliasi dengan KONI juga dilindungi keberadaannya dengan UU no 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, sedangkan LPI yang dilindungi BOPI dengan PP no 16 tahun 2007. Pertanyaannya berdasarkan tata urutan perundang-undangan di Indonesia mana yang lebih tinggi? Bagaimana efeknya terhadap pembinaan cabang olahraga yang sistematis, terencana, terpadu dan berkelanjutan seperti yang diamanatkan oleh UU Sistem Keolahragaan Nasional?

D. Ancaman Konflik Horisontal Di Tingkat Kepengurusan Klub dan Suporter

Berkaca pada kasus Persebaya, Persib dan Persitara yang terpecah belah. Pengambilan keputusan untuk pindah ke LPI patut dicermati oleh Management Arema FC dan Aremania. Bagaimana tidak Persebaya terpecah menjadi dua tim, Persebaya 1927 yang berlaga di LPI dan Persebaya yang berlaga di Divisi Utama. Management tim pun demikian, jika Saleh Mukadar(Manager Persebaya musim lalu ketika mengikuti ISL) mengikuti Persebaya 1927, Wastomi Suheri dan Wisnu Wardana berkutat di Persebaya yang berlaga di Divisi Utama. Persib lebih pelik lagi keinginan bobotoh dan sebagian management yang diwakili oleh H. Umuh Muchtar dan Farhan untuk segera pindah ke LPI masih berlarut hingga detik ini. Kabarnya ada sekelompokinvestor yang memegang kendali atas pendanaan Persib yang masih menginginkan tim ini berlaga di ISL. Sementara Persitara terpaksa "terbagi" dukungan suporter dan skuadnya, NJ Mania dimana Persitara berlaga di Divisi Utama kehilangan sejumlah pilarnya ketika bermain di ISL musim lalu dan sebagian suporternya mendukung Batavia Union FC di LPI dan berlaga di stadion Tugu.

Harap diperhatikan bahwa PT Arema Indonesia memang memiliki lembaran saham yang dimiliki sekelompok orang/individu tertentu. Secara tidak langsung baik lewat management dan Yayasan Arema merekalah yang memegang kendali atas keputusan yang diambil Arema FC. Namun secara de factor Aremania sebagai satu-satunya suporter Arema FC memiliki keterikatan emosional dan historis dengan Arema FC. Pendeknya Aremania terlahir karena adanya Arema FC. Segala keputusan yang berefek langsung dengan visi Arema FC "wajib" hukumnya diketahui oleh Aremania.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_26_Arema_dan_LPI_4.JPG



Masuknya LPI lewat Bank Saudara ke Arema memang memberikan janji angin perubahan di tubuh Arema. Tapi tidak serta merta segala yang "terlihat" baik harus langsung diterima, setidaknya perlu dicerna terlebih dahulu dan menimbang untung ruginya. Beberapa bulan lalu pihak Konsorsium LPI berencana memakai nama Arema Malang sebagai klub yang berlaga di LPI dan sebaliknya klub Arema Indonesia tetap dbiarkan berlaga di ISL 2010/2011. Tentu disisi lain ini bisa menjadi bumerang. "Dua" Arema yang berlaga di segment kompetisi yang sama meski berbeda wadah tentu salah satunya akan menjadi benalu. Arema FC yang telah hadir lebih dulu puluhan tahun silam tentu menginginkan perhatian penuh dari Aremania untuk mendukung keberlangsungan klub. Sebaliknya Arema "kloningan" yang baru lahir tentu akan berupaya sekuat tenaga untuk merebut pengaruh publik Malang raya, terutama suporter. Bayangkan jika Arema FC yang perjalanannya membutuhkan Aremania harus direduksi sumber pendapatannya dengan hadirnya klub baru yang mengambil jatah sama. Dari sisi Aremania tentu tidak akan membiarkan jika Arema FC, klub yang dibelanya bertahun-tahun mati perlahan-lahan karena adanya konflik ini.

Hampir semua penggemar sepakbola di Malang adalah Aremania adalah benar adanya. Karena itu kehilangan potensi pemasukan dana yang bersumber pada tiket pertandingan yang dibeli penonton meski besarnya hanya 10-20% tentu sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup Arema FC. Selain kerugian ekonomis dari tim yang "terbelah" terdapat potensi konflik yang melibatkan suporter seperti rebutan pengaruh untuk tujuan politis. Antar kubu akan saling jegal untuk memenangkan pertarungan, misalnya saja pihak yang dibawah angin akan melakukan berbagai cara untuk memenangkan persiangan. Misalnya dengan jual beli suara berbalut idealisme atau upaya lainnya. Jika tidak demikian maka hukum alam yang menentukan mana yang akan bertahan sampai akhir dan memenangkan pertarungan dengan kondisi penuh luka. Intinya tidak ada yang diuntungkan dengan adanya perpecahan, pihak yang menangpun dengan kondisi tertatih-tatih seperti itu masih mengeluarkan "wragad" berupa tenaga dan harta untuk memulihkan kondisinya dan menghadapi pertarungan yang lebih besar lagi.

Persatuan yang utuh dan persahabatan tanpa batas tetap menjadi jargon Aremania 2 dekade lalu seperti yang tercuplik pada "Friendship without frontier".

E. Ancaman Konflik Horisontal antara Arema dengan Persema

Menurut hemat saya kepindahan Persema ke LPI adalah tepat, meski tidak bisa dibenarkan 100% jika kita melihat sudut pandang lain.

Faktor-faktor pengambilan keputusan Persema bergabung ke LPI karena dua hal yaitu lepas dari APBD dan faktor ketidakk tegasan wasit dan PSSI untuk menegakkan fair play bisa diperdebatkan. Indikasinya dengan susunan managerial yang tidak jauh berbeda antara tim Persema ketika tampil di ISL dengan LPI apakah kita bisa menjudge bahwa alasan ini logis. Bagaimana dengan kemampuan managerial Persema yang telah bertahun-tahun tim ini menerima kucuran APBD. Baik Ketum Persema Peni Suparto maupun Manager Asmuri belum memiliki pengalaman untuk memanage klub profesional di strata tertinggi kompetisi PSSI TANPA bantuan dari APBD. Ibaratnya terdapat gap antara kemampuan managerial Persema didalam berkompetisi di tingkat ISL maupun LPI. Tahun-tahun pertama yang berat akan mendera Persema jika dengan susunan managerial yang hampir sama tidak atau kurang memiliki ide dan action untuk mengembangkan Persema menjadi klub yang murni profesional. Apalagi jika mempertimbangkan sisi historis Persema sebagai klub perserikatan dan wadah pembinaan pemain yang tidak lepas dari anggapan masyarakat yang skeptis Persema bisa berubah dari klub "plat merah" yang telah dijalani selama puluhan tahun.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_26_Arema_dan_LPI_3.JPG

Persema ketika Berlaga Melawan PSM di LPI

Kedua, adanya kekecewaan mendalam Persema atas ketidakmampuan perangkat pertandingan dan PSSI untuk menegakkan fair play juga bisa menjadi bahan pertanyaan tersendiri. Persema memang beberapa kali diberitakan mendapat perlakuan tidak adil ketika melakoni laga tandang di dalam mengikuti kompetisi PSSI. Terutama ketika menjalani laga final Divisi Utama PSSI tahun 2008 dan beberapa pertandingan musim. Namun tahukah Anda jika Persema seringkali mendapat keuntungan berupa hadiah tendangan bebas ataupun penalti yang sering berbuah gol dan memenangkan Persema. Salah satunya adalah penalti kontroversial ketika menang atas Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana Malang, 9 Oktober 2010. Sampai-sampai ketika konferensi pers Asistem Manager Persibo, Ahmad Sarjono mengaku diminta menyerahkan 10juta rupiah jika ingin memenangkan pertandingan. Ironisnya disini bersama Persema, Persibo sendiri adalah tim yang akhirnya pindah ke LPI dengan alasan yang sama.

Satu hal yang mungkin bisa dimaklumi adalah kepindahan Persema ke LPI adalah untuk mencari segment pasar tersendiri yang selama ini dikuasai Arema dengan Aremania-nya. Di daerah Malang Raya termasuk Persema, kerapkali Persema kehabisan dukungan penonton ketika menyaksikan tim ini berlaga. Apalagi jika pertandingan yang melibatkan tim Persema dan Arema digelar di Malang dalam rentang hari yang sama dan berdekatan waktunya. Ini tentu merugikan Persema dimana penikmat bola Malang raya lebih memilih berbondong-bondong ke Stadion Kanjuruhan untuk mendukung Arema ketimbang memilih Persema yang bertanding di Stadion Gajayana Malang. Praktis ketika Persema berlaga hanya terdapat beberapa ribu penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan, bahkan suporter Persema kerap kalah dukungan jika suporter tim lawan hadir dalam jumlah besar. Terutama ketika Persema menghadapi Arema FC ketika mengikuti kompetisi Divisi Utama tahun 2000 dan 2001, serta ISL 2010. Nyaris ketika bertanding di Stadion Gajayana dimana tim Persema selaku tuan rumah harus menghadapi kenyataan jika lebih dari 95% tribun diisi oleh Aremania!

Untuk masalah diatas tersebut sangat tepat jika Persema pindah ke LPI. Bayang-bayang harus melakoni pertandingan tandang "lebih banyak" daripada tim lain bisa tereduksi. Faktor banyaknya suporter ini juga sangat mendukung perkembangan klub. Suporter yang militan dan fanatik memang kerap menghadirkan sisi positif bagi keberlangsungan hidup klub. Suporter-suporter tersebut umumnya sangat loyal dan seringkali royal jika berurusan dengan klub. Seperti yang dialami oleh Arema FC dimusim kemarin yang mendapatkan rataan penonton terbanyak baik ketika melakoni laga di ISL maupun PI(Piala Indonesia).

Sebaliknya bagi Persema jika harus memaksakan diri tampil satu liga/kompetisi yang sama dengan Arema harus siap-siap gigit jari menerima kekalahan didalam memperebutkan pengaruh publik. Meski diperkuat oleh Irfan Bachdim yang lagi naik daun dan digemari ABG karena pamornya, bukti di pertandingan pertama masih belum menunjukkan keberhasilan Persema didalam meraup penonton. Tiket yang terjual tidak sampai separuh kapasitas stadion dan dengan pendapatan jauh dari yang didapat oleh Panpel Arema ketika berhasil menjual hampir 20.000 tiket ketika Arema berhadapan dengan Persiba Balikpapan di Stadion Kanjuruhan sehari sebelumnya.

Menimbang alasan-alasan diatas apakah logis jika Persema akan menerima dengan senang hati keberadaan Arema untuk bermain bersama di LPI? Hampir bisa dibilang mustahil Persema bisa mengimbangi pamor Arema meski didukung oleh strategi jitu dari para marketingnya. Seperti yang terdapat pada poin sebelumnya aksi "perebutan lahan basah" ini bisa berpotensi menimbulkan konflik. Meski satu hal yang patut disadari potensi "konflik" seperti ini kerap mendatangkan keuntungan bagi keduanya terutama ketika dua tim Arema dan Persema bertanding satu sama lain baik di Stadion Kanjuruhan maupun Gajayana Malang. Rekor pendapatan terbesar panpel Arema didapat ketika Arema bertanding melawan Persema, dan sebaliknya.


2 komentar:

  1. Bagi - Bagi hadiah gratis !!!

    Mau??
    Hanya untuk 50 orang pertama

    yuk cek di link berikut :
    mltd-idn(,)com/d7b2e

    BalasHapus