Kamis, 27 Januari 2011

Arema dan LPI - Tiket Pertandingan

http://www.wearemania.net/aremania-voice/faq-arema-dan-lpi-bagian-1.aspx?Itemid=104

Iseng-iseng, beberapa teman di berbagai milis dan forum sering
menanyakan kepada saya tentang Arema yang tidak "jadi" mengikuti
kompetisi LPI(Liga Primer Indonesia) dan issue-issue yang berkaitan
dengan keduanya, tentunya jawaban dari saya ketika itu berasal dari
sudut pandang saya selaku suporter dan dengan mempertimbangkan masukan
data dan informasi dari teman-teman yang sekiranya layak dan patut untuk
dipublish.

1. Penonton penuh, namun Arema tetap krisis dana
Pernyataan
ini sering mencuat ketika Arema mengalami krisis dana dan akibatnya
pembayaran gaji pemain sering terlambat. Kondisi ini nyaring terdengar
mulai dari musim kemarin hingga sekarang ini. Bahkan awal tahun ini
Arema menunggak gaji selama 3 bulan. Beberapa pertanyaan bernada kritis
sering mengemuka mengenai hal ini, dan mari kita coba analisa
bersama-sama.

Menakar potensi pendapatan Arema dari laga home dengan mempertimbangkan fakta dan asumsi-asumsi sebagai berikut:

A.
Tidak semua pertandingan home Arema di ISL 2009/2010 habis terjual
tiketnya, bahkan pertandingan melawan PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya
Karawang, Persik Kediri dan PSM Makassar masih banyak menyisakan bangku
kosong baik di tribun ekonomi maupun VIP.

B. Tidak seluruh
pertandingan kandang Arema di ISL 2009/2010 Panpel Arema menjual tiket
ekonomi seharga 25ribu rupiah, VIP seharga 75-100ribu rupiah dan VVIP
seharga 100-150ribu rupiah. Awal-awal musim kompetisi seperti melawan
Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru, Panpel Arema menjual tiket tribun
ekonomi dengan harga 15ribu rupiah dan Panpel Arema sempat menaikkan
harga tiket tribun ekonomi tersebut ke harga 20ribu rupiah dalam
beberapa pertandingan sebelum dinaikkan menjadi 25ribu rupiah ketika
laga derby melawan Persema Malang.

C. Panpel Arema kehilangan
potensi pendapatan ketika menerima hukuman laga kandang tanpa penonton
melawan Persib Bandung. Laga ini termasuk kategori bigmatch dimana
potensi penonton yang bisa menonton pertandingan ini dapat mencapai
30.000orang, terlebih pertandingan dilaksanakan di hari Minggu dimana
pada hari tersebut merupakan "masa panen" Panpel Arema didalam mendulang
tiket. Sekedar informasi saja, pada ISL 2008/2009 ketika melawan Persib
Bandung di stadion Kanjuruhan, jumlah penonton yang hadir berdasarkan
estimasi kasar mencapai lebih dari 27.500penonton meski di laga itu
Arema harus menelan pil pahit dengan skor 0-2. jadi, potensi kehilangan
dari laga melawan Persib Bandung ini minimal mencapai 600juta rupiah
dihitung dari potensi kotor hilangnya 30000 tiket ekonomi(Asumsi
terendah jika seluruh penonton membeli tiket ekonomi seharga 20ribu
rupiah). Meski ada upaya Aremania dengan menggelar layar lebar di luar
stadion yang ditiketkan namun hanya ratusan Aremania yang mengikutinya
dan Panpel Arema merilis hasil bersih dari kegiatan ini berjumlah
6,254juta rupiah.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_03_LPI_1.jpg

Meski Stadion Full, Tetapi Arema Tetap Krisis. Apalagi sepi !!!

D.
Tidak seluruh pertandingan Panpel Arema menjual tiket sebanyak
35.000tiket dari berbagai jenis. Dengan mempertimbangkan kapasitas
stadion dan memenuhi tuntutan Manual Superliga yang menyebutkan tiket
yang dijual panpel maksimal 80% dari kapasitas stadion maka banyak
pertandingan home Arema yang jumlah tiket yang dijual diturunkan hingga
ke kisaran 32-33ribu lembar. Bahkan jumlah tiket yang dijual ketika laga
bigmatch melawan Persebaya Surabaya turun menjadi 31000 lembar(28ribu
lembar diantaranya tiket ekonomi).

E. Banyaknya kebocoran tiket,
terutama di pintu-pintu masuk stadion. Kebocoran ini bermacam-macam
caranya dari "nrombol" atau memanfaatkan kelengahan petugas di pintu
masuk dimana penonton menerobos antrian secara ilegal untuk masuk ke
dalam stadion, jebolnya pintu stadion karena tidak kuat menampung massa,
tiket palsu, hingga memanfaatkan kecurangan petugas dan portir di pintu
masuk stadion.

F. Forum bigsoccer dan data di BLI pernah merilis
bahwa rata-rata penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan mencapai
28ribu penonton. Namun data ini terdapat kelemahan bahwa di sebagian
paruh kompetisi BLI menyebutkan jumlah penonton yang hadir di stadion
berdasarkan perkiraan kasar dan telah dibulatkan. Baru di sebagian sisa
kompetisi BLI merubahnya dengan memasukkan data jumlah penonton
berdasarkan jumlah tiket yang terjual. Jadi, rata-rata jumlah penonton
yang keluar dari situs BLI bukanlah jumlah yang valid. Andaikata
terdapat margin error sebesar 10persen, maka perkiraan rata-rata jumlah
penonton tiap pertandingan yang valid mencapai 25200-30800 penonton.
Andai angka 10% ini berasal dari tiket ekonomi dan rata-rata tiket
ekonomi yang terjual berharga 15-25ribu rupiah maka selisih tersebut
dapat bernilai 42-70juta rupiah.

G. Harga tiket yang dijual Arema
di Piala Indonesia berbeda dengan di ISL. Harga tiket pertandingan
pertama penyisihan babak 32 besar melawan Persijap Jepara dibanderol
10ribu rupiah untuk ekonomi, 25ribu dan 50ribu rupiah untuk VIP dan
VVIP. Sedangkan di babak 16 besar harga tiket merangkak naik menjadi
20ribu, 75ribu dan 100ribu masing-masing untuk tiket ekonomi, VIP dan
VVIP.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_03_lpi_2.jpg

Piala Indonesia di Babak 16 Besar Menghasilkan 58492 Penonton

I.
Jumlah penonton di laga home Arema pada Piala Indonesia (total : 6
pertandingan) menurut data rilisan di BLI berjumlah 28878, 32552, 23250,
15332, 32398, 10762 penonton sehingga rata-rata laga home Arema
disaksikan oleh 23.862 penonton dan menjadikannya sebagai Panpel
tersukses yang menyedot penonton di babak penyisihan dan 16 besar.

J.
Khusus di laga 16 besar, Panpel Arema sukses menyedot 58492 penonton
dari 3 pertandingan (data dari BLI) sehingga pendapatan kotor minimum
yang diraih dari Panpel Arema mencapai hampir 390juta rupiah tiap
pertandingan dengan asumsi keseluruhan tiket yang terjual berasal dari
tribun ekonomi. Namun sebagaimana yang kita ketahui jika pada
pertandingan Arema tiket yang terjual tidak seluruhnya berasal dari
tribun ekonomi, sehingga bisa dipastikan hasil penjualan tiket secara
kotor diatas angka 400juta rupiah tiap pertandingan.

K. Panpel
Arema mendapat "jatah" menjual 20 buah A-board dari 40 buah A-board yang
diperbolehkan dijual di pinggir lapangan sesuai manual ISL 2009/2010.
Menurut informasi dari sebuah sumber internal Arema, harga 1 buah
A-Board di pertandingan non bigmatch atau siaran langsung seharga
3,5juta rupiah. Sedangkan harga 1 buah A-board pada pertandingan big
match dan siaran langsung sebesar 5 juta rupiah perbulan. Dengan
mengurangi 1 laga home Arema di ISL melawan Persib Bandung yang digelar
tanpa penonton sehingga ada 16 laga home di ISL ditambah 7 laga home di
Piala Indonesia dengan Panpel Arema sebagai penyelenggara
pertandingannya, maka dengan mempertimbangkan nilai minimal yang bisa
diraup Panpel Arema jika ditiap pertandingan seluruh jatah 20A-board
terjual minimum Panpel Arema mendapatkan 70juta di tiap pertandingan
atau 1,61Miliar rupiah selama semusim.

http://wearemania.net/images/berita/2011_01/2011_01_03_lpi_3.jpg

Adboard Arema banyak yang terjual

l.
Musim kemarin Panpel Arema mendapatkan jatah min 12 laga home di ISL
saja. Jika harga siaran langsung ISL musim kemarin rata-rata 30juta
rupiah tiap pertandingan(bukan 25juta rupiah utk pertandingan sore hari
dan 35juta utk pertandingan yang ditayangkan langsung di malam hari)
maka Panpel Arema mendapatkan kompensasi siaran langsung TV sebesar
360juta rupiah khusus tayangan ISL saja, belum termasuk kompensasi yang
didapat Arema dari pertandingan Piala Indonesia yang ditayangkan salah
satu TV swasta nasional lainnya.

Dari paparan diatas
adalah asumsi-asumsi pendapatan Arema yang didapat dari pertandingan
yang dijalankan Arema. Masih ada beberapa sektor pemasukan lain sebagai
berikut :

a. Dana sponsorship dari Bentoel sebesar
7,5Miliar rupiah yang diberikan hanya sekali saja sebagai modal Arema
sampai dengan jangka waktu yang tidak ditentukan.

b. Sponsorship
dari PT Mitra Pinasthika Mustika lewat produk Honda . Sponsorship ini
bukanlah sponsorship penuh untuk jangka waktu satu musim, namun disisa
pertandingan ISL. Tepatnya dipakai ketika Arema menjalani laga tandang
di Wamena pada matchday ke 28 atau sisa 7 pertandingan dari rangkaian
kompetisi ISL 2009/2010. Nilai sponsorship ini berada pada kisaran
ratusan juta rupiah.

c. Berdasarkan informasi dari Siti Nurzanah
direktur bisnis Arema ketika itu, sampai dengan penyelenggaraan Piala
Indonesia 2010 (medio Juni 2010) penjualan hangtag dan hologram resmi
Arema telah menembus angka lebih dari 500juta rupiah.

d.
Sponsorship Apparel. Musim lalu Arema disebutkan mendapatkan sponsorship
apparel yang nilainya kurang lebih 2Miliar rupiah. Namun, tahukah Anda
bahwa sponsorship ini berupa apparel yang berisi kostum pemain(home +
away), kaus kaki, topi, tas. Tidak disebutkan bahwa sponsorship apparel
ini berisikan produk lain seperti sepatu, maupun kostum latihan. Dan
tidak disebutkan pula berapa set kostum yang didapat untuk masing-masing
pemain beserta cadangannya.

e. Pendapatan dari unit bisnis lainnya (Official Arema Store, bagi hasil dari Penjualan RBT dengan pihak ketiga, dsb).

f.
Pendapatan tiket dari laga ujicoba di Stadion Kanjuruhan. Misalnya dari
yang pernahd ipublish media officer Arema, hasil laga ujicoba Arema
melawan Persid Jember, Deltras, Sidoarjo Selection berjumlah
167,565juta, 62,11juta dan 42,165juta rupiah atau keseluruhan berjumlah
271,84juta rupiah. Belum ditambah dari laga ujicoba melawan klub
lainnya.

g. Sumbangan yang tidak bisa disebutkan jumlahnya.


Sedangkan pos-pos pengeluaran Arema terdiri dari berbagai macam, mari kita telaah dan takar pos-pos pengeluaran Arema tersebut :

1. Penyelenggaraan pertandingan
Pos
ini adalah salah satu pos yang menyedot anggaran Arema. Pos ini terdiri
dari banyak item, karena menyelenggarakan pertandingan home baik untuk
kompetisi ISL maupun PI tidaklah sama. Begitu juga dengan biaya
pertandingan untuk laga berintensitas tinggi seperti laga bigmatch
maupun laga non bigmatch. Point2 penting dari pos-pos ini berisi :


Biaya menyelenggarakan pertandingan yang berdasarkan informasi internal
Arema berkisar 150-170juta rupiah di tiap pertandingan. Jika laga
berstatus bigmatch dan membutuhkan pengawalan aparat keamanan dengan
jumlah berlebih dari pertandingan biasanya maka biaya yang dikeluarkan
akan membengkak, tergantung banyaknya jumlah satuan pengamanan yang
dilibatkan.

* Pajak pertandingan. Pajak tontonan/pertandingan ini
mengikuti aturan yang berlaku dan dikeluarkan dari Perda Kabupaten
Malang. Pajak tontonan ini berkisar 15% dari jumlah tiket yang terjual.
Contohnya jika laga Arema melawan Persipura tanggal 9 Desember 2009
menghasilkan 755,13juta rupiah dari penjualan tiket maka pajak yang
harus dibayar kepada Pemerintah Daerah berkisar 113,26juta rupiah. Hal
ini baru satu pertandingan, belum dihitung untuk keseluruhan laga home
Arema lainnya.

* Bonus pemain. Bonus pemain jamak dikeluarkan
Arema Malang ketika tim Arema berhasil memenangkan laga di pertandingan
home. Dari 17 pertandingan home Arema di ISL musim lalu, 14 pertandingan
dilalui dengan hasil positif(menang), 2 kali imbang dan sekali kalah.
Jika informasi dari sumber internal di Arema yang dimuat pada beberapa
media massa bahwa bonus kemenangan Arema bernilai 70juta rupiah setiap
pertandingan home yang dimenangkan Arema maka total selama semusim Arema
mengeluarkan dana sekitar 980juta rupiah untuk bonus pemain di laga
home ISL. Padahal media officer Arema pernah merilis laga home Arema
melawan Persema yang dimenangkan Arema dengan skor 3-1 pada media
Januari tahun lalu itu memberikan penghargaan kepada pemain dengan
menaikkan jumlah bonus sehingga total untuk laga home di ISL saja Arema
mengobral bonus sekitar 1Miliar rupiah. Belum termasuk bonus yang
diterima dari kemenangan Arema di Piala Indonesia, Bonus Juara ISL
2009/2010 dan runner up Piala Indonesia, dan hasil 9 kali menang dan 2
kali seri di laga tandang ISL musim kemarin.

- Komisi kepada agen tiket atau locket box yang jumlahnya bergantung dari banyaknya tiket yang terjual.
-
Matchfee. Matchfee ini dikeluarkan Arema ketika menyelenggarakan laga
ujicoba. Ibaratnya matchfee ini sebagai uang lelah dan penghormatan
kepada tim yang bersedia memenuhi undangan Arema untuk berujicoba.
Namun, matchfee ini juga diberikan kepada pemain Arema dan besarnya
sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani.

2. Kontrak pemain dan pelatih Arema
Berdasarkan
info dari salah satu harian olahraga nasional di ibukota musim lalu
kontrak pemain Arema senior mencapai 10Miliar rupiah. Namun angka ini
belum termasuk kontrak staff pelatih(pelatih kepala dan
asisten-asistennya). Dan hal ini belum dihitung untuk kontrak pemain dan
pelatih U-21. Estimasi kasar kontrak keseluruhan pemain dan pelatih
berada di kisaran 12-14Miliar rupiah, termasuk untuk membiayai kontrak
pelatih akademi Arema.

3. Biaya Tour
Biaya
tim ketika away menjadi salah satu pos yang menyedot anggaran Arema.
Nilai akomodasi ketika tour tergantung dari beberapa hal misalnya :

- Jarak tempuh dan alat transportasi yang digunakan menuju lokasi
-
Penginapan(harga yang ditentukan dari fasilitas atau level bintang
hotel yang dihuni, lama menginap, ada tidaknya promosi dari hotel yang
dihuni, masa peak season atau tidak, dsb).
- Biaya transportasi dan
sewa lapangan. Sewa lapangan tambahan dibutuhkan jika tim Arema
membutuhkan intensitas latihan berlebih dari jatah yang diberikan oleh
panitia pertandingan.
- Makan. Terkadang jika pelatih menginginkan
suasana lain dan ingin membuat rileks pemainnya dibutuhkan tempat makan
apalagi jika menu makan yang disediakan di hotel tidak cocok dengan
standar kebutuhan gizi pemain. Jika rumah makan ini membutuhkan jarak
yang ditempuh dengan mobil/bus maka Arema harus bersiap mengeluarkan
kocek untuk menyewa mobil/bus.
- Biaya lain-lain. Misalnya ketika
tour ke Papua, tim Arema mempersiapkan diri dengan melakukan
penyuntikkan anti malaria untuk mencegah penyakit malaria ketika sampai
di Papua. Tentunya, tim harus mengeluarkan biaya selama pra, proses dan
pasca kegiatan tersebut.

Maka dari itu tidak heran jika biaya tour
ke Papua mencapai angka ratusan juta rupiah. Dan jangan lupa, yang
melakukan away tidak hanya tim senior tetapi juga tim U-21 maupun U-18.

4. Latihan
Karena
Tim Arema tidak memiliki kompleks latihan pribadi maka jika
menginginkan latihan seringkali harus menyewa lapangan/stadion. Jangan
lupa juga untuk menuju tempat latihan dibutuhkan transportasi
menggunakan bus dan tentunya manajemen Arema harus mengeluarkan kocek
tersendiri untuk hal ini. Kabarnya biaya sewa lapangan berupa stadion
Gajayana atau Kanjuruhan tidak murah. Silakan hitung saja berapa kali
Arema melakukan latihan di Stadion Kanjuruhan atau Gajayana dalam
semusimnya. Ini juga masih belum dihitung baiya yang dikeluarkan Arema
ketika melakoni TC(Training Center) yang umumnya tidak mengambil tempat
di Stadion Gajayana maupun Kanjuruhan.

5. Kantor & Mess Pemain
Semenjak
Arema tidak dapat lagi menggunakan Mess pemain di Sengkaling dan kantor
di Jl Panderman kepunyaan dari Bentoel secara cuma-cuma maka manajemen
Arema memutuskan untuk pindah kantor dan mess pemain. Mess pemain selama
beberapa bulan menempati salah satu bangunan milik Bentoel dan kantor
Arema bertempat di Jl Sultan Agung dengan MoU selama dua tahun. Dari
sini nanti bisa diperkirakan berapa biaya yang dikeluarkan Arema untuk
keperluan kantor dan mess pemain seperti ATK, listrik, telepon,
kebersihan, dsb.

6. Denda
Berapakah denda
yang harus dibayarkan oleh Arema kepada PSSI atas putusan sidang Komdis?
Jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Denda yang harus dibayarkan
tidak hanya berupa denda yang dihasilkan dari beberapa kasus krusial
misalnya Kasus Rasis ketika Arema berhadapan dengan Persipura,
melubernya penonton ke sentelban ketika menghadapi Persema Malang dan
denda akumulasi kartu kuning/merah yang harus dibayar oleh klub. Dan
bisa jadi didalam memenuhi panggilan Komdis PSSI, Arema "terpaksa"
mengeluarkan kocek untuk mengirim wakilnya ke Jakarta.

7. Pengeluaran lain-lain yang meliputi biaya yang dibutuhkan Arema selama pramusim,
biaya hiburan para pemain dan pelatihnya(di masa kepelatihan Robert
Albert sempat mengajak "jalan-jalan" ke Batu untuk memancing, ATV
disela-sela latihan), biaya administrasi, dsb.

Dari point-point
diatas, beberapa sumber internal Arema pernah menginformasikan bahwa
hasil jualan tiket Arema berkisar 13 Miliar rupiah (kotor) dan bersihnya
sekitar 7M. Jika ditambah sponsorship dan pendapatan lainnya yang
berjumlah sampai dikisaran 8-10Miliar rupiah namun masih dipotong
sederet beban anggaran manajemen Arema diatas, masihkah kita
berkesimpulan bahwa Arema seharusnya lepas dari krisis dana? Be Wise
nawak! (we/oke sukoraharjo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar